Life Only Once. Stop Thinking and Just Make It Work

7.13.2015

TRIP Sepeda Motoran dari Kupang ke Fatumnasi

Pemandangan sepanjang jalan menuju Fatumnasi.

Pegunungan Fatumnasi.

Ane selalu penasaran sama tempat ini sejak pertama kali melihat foto-foto para wisatawan yang kesini. Mereka menggambarkan Fatumnasi itu indah banget, bahkan keindahannya setara dengan New Zealand. Empat kali ke Pulau Timor, akhirnya pada kesempatan keempat ane berhasil mengunjungi salah satu tempat terindah di Pulau Timor ini. Di Pegunungan Fatumnasi inilah terdapat Cagar Alam Gunung Mutis yang merupakan titik pendakian Gunung Mutis, gunung tertinggi di Pulau Timor dengan ketinggian 2247 mdpl.

[2] SINGAPORE TRIP: Hampir dikejar dan diterkam HERDER!!

Cerita PART 1 disini.
Ane berpose di salah satu sudut Singapore Botanic Garden yang menghadap Danau Angsa.

Keesokan harinya ane bangun dengan badan sakit semua terutama kaki gan. Ternyata kaki ane njarem semua karena hari sebelumnya terlalu banyak berjalan dengan membawa beban berat. Secara ane ngakunya backpacker tapi sebenarnya paling males itu kalau suruh jalan kaki jauh n lama hahaha. Tapi ane tidak hanya berdiam diri karena bukan perjuangan yang mudah untuk sampai ke Singapore, masak udah sampai sini malah tiduran. Akhirnya setelah mandi dengan air hangat dan mengisi botol air minum dengan air gratis ane pun beranjak keluar dari penginapan.

Untuk menimbun energi sebelum memulai petualangan hari ini, ane putuskan untuk sarapan dulu di warung makan India di depan penginapan. Ane pikir pasti murah lah ya, secara bentuk warungnya biasa aja. Saat itu ane pesan nasi briyani sama teh tarik dan makan dengan sangat khidmat. Uenaak bisa makan nasi lagi. Tapi pas mau bayar.....huaaa ternyata habisnya 6 SGD gan atau setara 48rb. Saat itu ane berusaha menyembunyikan rasa kekagetan ane. Padahal uang ane di tangan tinggal 14 SGD, berarti hanya sisa 8 SGD. Huaaa....Apa aku berani jalan keliling Singapore hanya dengan 8 SGD?

Saat itu ane galau setengah mati. Sebenarnya duit ane masih ada tapi kan masih buat deposit kunci penginapan 30 SGD. 

“Gimana kalau nanti di jalan terjadi hal tidak diinginkan? Gimana kalau x? Gimana kalau Y?” 

Semua kekuatiran itu hanya membuat ane pusing sampai akhirnya ane memperoleh kesimpulan, “Aku di Singapore. Sekarang ada kartu MRT dimana pulsanya masih 7 SGD. Masih ada air minum di botol, masih ada secuil roti pandan. Aku harus jalan kemanapun itu.” Akhirnya ane pun memantapkan langkah menuju Stasiun MRT. Target ane hari ini adalah mengunjungi Singapore Botanic Garden (SBG), salah satu taman hijau terluas di Singapore dimana untuk masuk taman ini free alias gratis, kecuali kalau mau masuk ke Kebun Anggrek Nasional harus membayar 2 SGD. Salah satu yang ane sukai dari Singapura ya ini gan, banyak tempat wisata gratis dan itu baguus.

Sampai di SBG, ane langsung dihadapkan dengan taman sangat luas dengan banyak sekali spot yang harus dilihat gan. SBG merupakan kebun botani seluas 74 hektar yang buka dari jam 05.00 pagi hingga 24.00 setiap hari sepanjang tahun. Stasiun MRT terdekat adalah Singapore Botanic Garden. Untuk menuju taman ini, kita tinggal mengikuti arah keluar dari stasiun MRT. 
Penjelasan singkat tentang sejarah dan isi Singapore Botanic Garden di pintu masuk.

4 atraksi utama yang bisa disaksikan di taman ini yaitu:
1.      Kebun Anggrek Nasional
Memiliki koleksi lebih dari 1.000 spesies dan 2.000 anggrek hasil persilangan.
2.      Hutan Hujan
Hutan hujan ini usianya lebih tua ketimbang kebun botani itu sendiri. Hutan hujan ini berada di dalam kota Singapura. Di dunia hanya ada dua kota besar yang memiliki hutan hujan di dalam wilayahnya yakni Singapura dan Rio de Janeiro (Hutan Tijuca).
3.      Kebun Jahe
Terletak di dekat Kebun Anggrek Nasional, kebun seluas satu hektare ini mengoleksi tanaman keluarga jahe-jahean (Zingiberaceae).
4.      Danau
Kebun Botani Singapura memiliki tiga danau, yaitu Danau Simfoni, Danau Eco dan Danau Angsa. Pada tanggal 10 Oktober 2008,  patung komponis terkenal Polandia Frédéric Chopin dibuat di sisi selatan Danau Simfoni.


Kiri: Danau Simfoni

Kiri: Kebun Anggrek Nasional (fee: 2 SGD)

Kanan: Air Terjun Buatan di dalam Kebun Jahe

Kanan: Kebun Jahe

Selesai mengelilingi sebagian SBG, ane memutuskan akan berpetualang ke taman gratis selanjutnya, Taman Labrador. Untuk kesini ane naik MRT dari Stasiun MRT SBG ke Stasiun MRT Labrador Park. Ane lihat dari peta Taman Labrador ini berada di pinggir laut gan sehingga ane mengharap bisa melihat Selat Malaka dari taman. Target ane di Singapura memang mengunjungi tempat tidak biasa yang tidak banyak orang tau gan, makanya ane mau kesini.
Sempat menfoto lengang dan bersihnya jalanan Singapore sewaktu menyeberang via jembatan. kalau menyeberang sembarangan konon kita bisa didenda ratusan SGD gan.

Saat itu udara panas sekali, dengan langkah gontai karena rasa lelah di kaki mulai muncul lagi, ane paksakan jalan kaki dari Stasiun MRT Labrador Park ke Taman Labrador yang cukup jauh. Saat melihat pertigaan dimana kalau lurus itu Taman Labrador kalau belok kanan menuju Tamarind Hill, ane memutuskan belok kanan dulu untuk menuju Bukit Tamarind. Di sepanjang jalan ane disuguhi dengan pepohonan tropika yang menjulang tinggi gan. Salah satu yang ane sukai dari Singapore, meskipun lahan yang mereka miliki untuk menjadikan mereka sebuah negara sangat terbatas, tapi mereka sama sekali tidak melupakan peran tumbuhan sebagai paru-paru dunia gan. Suasana menuju Bukit Tamarind sangat sejuk, tenang dan asri.
Sepinya jalanan menuju Taman Labrador.

Jalanan menuju Bukit Tamarind yang sepi dan banyak pepohonan.

Sampai di Bukit Tamarind, ternyata di atas hanya terdapat sebuah villa gan. Sebenarnya Bukit ini menghadap laut tapi pemandangan ke laut ditutup oleh tembok sementara yang cukup tinggi sehingga pada akhirnya tidak ada lagi yang bisa dinikmati disini. Tembok itu sendiri berfungsi sebagai batas aman karena turunan dari Bukit Tamarind ke laut itu sudutnya lumayan terjal gan. Menurut ane tidak recommended untuk kesini.

Suasana di Bukit Tamarind

Selesai menjelajahi Bukit Tamarind ane segera turun kembali ke persimpangan untuk menuju Taman Labrador. Perjalanan awalnya berlangsung dengan baik gan, ane lihat di sekitar Taman Labrador itu berupa perumahan warga Singapura kelas menengah ke atas. Suasana sangat sepi sekali, hampir nggak ada orang. Ane pun jalan dengan santai dan malas sebelum akhirnya dikagetkan sesuatu, iya sesuatu, yang bikin ane takut setengah mati, mau teriak, mau lari, takuuttt banget gan pokoknya!

Di depan ane berdiri 2 anjing herder besar-besar, TANPA RANTAI, menggeram-geram ke ane gan dengan jarak cuma 4 meter di depan ane. Nggak ada angin, nggak ada hujan, mereka tiba-tiba muncul di depan ane gan. Huaaaa, saat itu muka ane langsung pucat, ane udah bayangin ane bakal dikejar, digigitin sampai baju ane sobek-sobek dan penuh luka. Ane udah nggak tau harus berbuat apa gan. Saat itu sepii sekali sama sekali nggak ada orang. Mati ane, nggak ada yang bisa dimintai bantuan. Huaaa...Tuhan tolong. Saat itu ane cuma bisa berdoa kepada Tuhan, seperti Tuhan menolong Daud sewaktu di kandang singa, ane yakin Tuhan akan tolong ane entah gimanapun caranya.
Anjingnya semacam kayak gini gan, 2 juga, terus menggeram-nggeram ke arah ane

Di tengah ketakutan yang luar biasa itu ane berpikir logis. Jika ane lari sekarang, kedua anjing itu akan mengejar ane dan sudah jelas ane akan kalah cepat larinya. Jika ane teriak, kedua anjing itu kemungkinan justru akan menyerang ane, dan tidak ada jaminan akan ada orang yang dengar. Salah satu cara klasik untuk menakuti anjing adalah pura-pura ambil batu dan pura-pura dilempar ke arah mereka. Ane benar-benar pasrah, kalau sampai kedua anjing itu nggak takut, cuma lari yang terpintas di benak ane.

Dengan jantung berdebar tidak karuan dan tangan gemetar, ane pun langsung pura-pura ambil batu di rerumputan di bawah ane. Untung anjing itu nggak punya otak yang berfungsi kayak manusia, otaknya hanya berdasarkan naluri sehingga dia nggak tau di rerumputan di bawah kami sudah jelas tidak ada batu. Dan ane merasa seperti di atas angin saat anjing itu terlihat ketakutan dan mulai mundur. Hahahaha. Ane sekarang berada di atas angin, segera saja ane memajukan langkah berpura-pura ambil batu lagi dan akan melempar ke mereka sambil teriak, “HAAAAA!”. Tiba-tiba, kedua anjing itu kabur. Hahahahahaha. Aku menaaaannnggg! Terimakasih Tuhan! Setelah memastikan kedua anjing itu tidak terlihat lagi ane segera lari terbirit-birit kembali menuju arah stasiun MRT, Taman Labrador sudah nggak ada di otak ane lagi. Saat itu yang ane pikirin Cuma gimana caranya bisa keluar dari area ini dan menuju ke keramaian secepatnya. Ane benar-benar trauma gan, huaaaa, saat itu nggak terhitung berapa kali ane menengok ke belakang untuk memastikan anjingnya nggak ngikutin ane. Huaaaa, terimakasih Tuhan.
Jalan kenangan, di jalan kecil nan sepi inilah ane dihadang 2 anjing sejenis herder gan. Huaaaaa... Bayangkan harus minta tolong ke siapa sepi gini (ini ane foto sebelum anjingnya tiba-tiba muncul di depan ane)

Saat akhirnya sampai di Stasiun MRT lagi, ane udah nggak punya tenaga lagi gan. Tenaga ane sudah diperas oleh ketakutan mendadak karena anjing tadi, dan kaki ane pun yang bagian kiri semakin sakit sampai menjalar ke pinggang. Sebenarnya hari itu ane masih mempunyai target mengunjungi bola dunia Universal Studio di Pulau Sentosa, tapi ane urungkan dan ane memutuskan kembali ke penginapan untuk mengistirahatkan kaki serta mental ane yang saat itu lagi sangat down.

Sampai penginapan, ane memutuskan berjalan-jalan di sekitar penginapan untuk mencari minimarket, mencari makanan untuk makan siang. Akhirnya ane menemukan minimarket cukup besar dan membeli pop mi raksasa dan mie bungkus 5 pcs dengan total 4 SGD.
Setelah makan, karena merasa sangat capek ane menghabiskan sore itu dengan mandi kemudian tidur. Sumpah itu adalah tidur sore terenak sepanjang perjalanan ane gan hehehehe. Malemnya gue terbangun jam 7, sebenarnya pengen banget jalan ke Chinatown, tapi karena uang di kantong tinggal 2 SGD, ane mengurungkan niat itu dan hanya bersantai sambil pijetan di kursi pijat gratis penginapan. Malam itu ane juga kenal dengan 2 traveler asal Ekuador, mereka cukup friendly dan ane berbincang banyak. Malam yang berkesan!

7.12.2015

[1] SINGAPORE TRIP: Merlioonn..dimana kamuu?

Akhirnya bisa berpose di Patung Merlion yang berada di pinggir Sungai Singapura.

30 Januari 2013

Dengan tiket pesawat Rp 0 yang aku dapat dari Air Asia kurang lebih enam bulan sebelumnya, akhirnya mendarat juga aku di Bandara Changi Singapura yang super besar, modern dan megah dengan outlet-outlet ternama mejeng disana-sini. Pemandangan ini membuang aku mlongo sana sini dan merasa sangat kere karena inilah pertama kalinya aku ke negara modern, hehehe. Brosur gratis yang banyak tersebar disana-sini nggak aku sia-siakan, aku raup semua yang berbau gratis, termasuk mengisi ulang tempat air minum dengan cold free waterfill yang banyak tersebar di sudut bandara. Ini harus dilakukan gan karena kalau beli air minum di 7-eleven itu sebotol 1 SGD-an. Tak lupa, sebelum meninggalkan bandara, aku update status dulu ‘sedang ada di Singapura" dengan tiket Rp 0’ dengan wifi gratis bandara. Hahaha.
Suasana Bandara Changi yang super mewah.
Sumber: http://www.thewanderingpalate.com/

Perjalanan aku lanjutin dengan menumpang free shuttle train untuk menuju terminal 2 dan kemudian naik MRT ke kota. Stasiun MRT Bandara Changi letaknya di basement Terminal 2 dan 3, bisa diakses dari terminal kedatangan/keberangkatan lewat lift/ekskalator. MRT paling awal berangkat pukul 05.26 am pada Senin-Sabtu, 5.54am pada Minggu dan hari libur, sementara paling akhir pukul 11.18 pm. Siapkan uang receh/uang kecil untuk membeli tiket gan, kecuali agan udah punya EZ Card tinggal isi pulsa.

Kesan pertama ane waktu itu tentang orang Singapore adalah, mereka sangat tertib dan rapi gan saat antri akan masuk tranportasi umum. Saat akan masuk free shuttle train, mereka akan dengan tertib membiarkan orang yang mau keluar dulu sebelum mereka sendiri masuk.
Free Shuttle Train yang menghubungkan Terminal 1,2 dan 3 di Bandara Changi.
Sumber: c2.staticflickr.com

Menurut aku, MRT di Singapura ini sangat nyaman, bersih, tepat waktu, tapi sayang mahal. Untuk ke kota dari bandara dikenakan tarif 3 SGD atau setara Rp 23.000,00. Saat itu aku sudah mengisi EZ Link Card  aku dengan pulsa 10 SGD sehingga proses pembelian tiket bisa berlangsung dengan cepat. Tinggal tap di mesin, gerbang terbuka, jalan sudaahh. Untuk beli pulsa MRT, bisa dilakukan di Stasiun MRT terdekat gan. Biasanya ada kantor kecil semacam Customer Service MRT, atau membeli lewat mesin.

Alternatif transportasi lain untuk menuju ke kota adalah bus. Tempat pemberhentian bus di Bandara Changi ada di basement terminal 1, 2 dan terminal 3. Untuk menuju ke kota bisa menggunakan Bus Umum Rute 36. Bus pertama tiba sekitar jam 6.00 am dan bus terakhir meninggalkan Bandara Changi sebelum jam 11.00 pm. Biaya sekali jalan kurang dari 2 SGD dengan lama perjalanan 1 jam. Siapkan uang pas karena tidak ada kembalian.
Suasana platform stasiun MRT.

Orang-orang Singapura terkenal sangat disiplin gan termasuk antri untuk masuk MRT.

Suasana di dalam MRT, sangat nyaman, bersih dan tepat waktu.

Karena ini pertama kalinya aku ke Singapore, aku sama sekali buta dan nggak tau tentang banyaknya peraturan yang ada di negara ini. Ketidaktahuan itu membuat aku dengan santainya minum di dalam MRT, sampai cewek India di sebelah ngeliatin aku. ‘Apa si mbak?’ batin aku. Mata aku tercengang saat akan keluar MRT karena di dekat pintu keluar terpampang jelas denda 500 SGD bagi yang makan/minum di dalam MRT. Alamaaaakk...Untung aku nggak didenda, padahal CCTV di dalam kereta itu on terus lo gan, sumpah ane lega banget hahaha.
Ini dia gan peraturan di dalam MRT, jangan sampai bawa durian.

Untuk mengirit pulsa EZ Link Card , aku memutuskan nggak menuju hostel yang udah aku udah book melainkan langsung keliling kota. Stasiun MRT pertama yang aku kunjungi adalah Marina Bay Sands karena aku kira Patung Merlion ada di sekitar situ. Salah besar. Wkwk. Ternyata Stasiun Marina Bay Sands hanya dikelilingi oleh distrik perkotaan dengan gedung-gedung tinggi. Waktu aku lihat, Marina Bay sands aja masih cukup jauh jika jalan kaki, sehingga setelah mempelajari peta, aku pun balik lagi ke stasiun MRT di bawah untuk menuju Stasiun MRT Bayfront. Marina Bay Sand sendiri merupakan hotel mewah yang bentuknya unik dan arsitektur menarik gan.
Nyasar gan, untuk ke Marina Bay Sand di depan itu aja harus nyebrang jalan raya dan nggak ada jembatan penyeberangan di sekitar situ.

Sampai Stasiun MRT Bayfront, aku kembali kebingungan karena tidak mendapati keberadaan Patung Merlion baik melalui pandangan jauh maupun dekat, padahal Marina Bay Sands udah jelas-jelas berada di depan mata. Aduh, Merlion, mana si kamu? Karena sudah tidak sabar memulai petualangan, aku pun memutuskan akan berkeliling Bayfront.

Belum berhasil mendapati Si Merlion, aku pun melangkahkan kaki lebih jauh dan senang saat tiba-tiba menjumpai bentukan seperti pohon-pohon raksasa dengan lampu warna-warni. Ternyata itulah yang disebut ‘Gardens by the Bay”. Setelah puas berfoto-foto dengan Marina Bay Sands, akhirnya ane menghabiskan sesorean sampai malam di ‘Gardens by the Bay”Gardens by the Bay merupakan taman buatan indah yang dibuat menghadap Teluk Selatan. Karena ini pengalaman solo traveling pertamaku, aku sempat agak down gan sewaktu ditanyai orang yang motoin ane, “Are you just alone?” Hahaha.

Pemandangan Marina Bay Sands dengan gemerlap lampunya yang indah.

Gardens by the Bay di malam hari.

Selain pertunjukkan utamanya berupa “Pohon raksasa berlampu”, Gardens by the Bay ternyata mempunyai banyak taman-taman gan, yaiyalah namanya juga Gardens haha. Di Taman ini konon setiap jam 7.45 pm, 8.45 pm dan 9.30 pm ada pertunjukkan Garden Rhapsodi. Pertunjukkan ini berupa perpaduan cahaya yang indah merambat melalui taman vertikal disertai alunan musik. Pertunjukkan jam 9.30 hanya ada di hari Jumat, Sabtu dan hari libur. 




Suasana taman dan pemandangan di sekitar Gardens by the Bay.

Selesai dari ‘’Gardens by the Bay”, ane pun memutuskan akan ke Esplanade yang bentuk atapnya kayak durian itu gan. Esplanade adalah gedung teater tempat pentas pertunjukan seni yang terkenal di Singapura atau bahkan untuk kawasan Asia. Selain itu, di gedung durian itu juga dipamerkan berbagai jenis karya seni seperti lukisan, seni instalasi, miniatur Esplanade, dsb. Untuk melihat koleksi tersebut kita tidak perlu mengeluarkan biaya sepersenpun gan. Waktu itu kebetulan lagi ada sekelompok remaja yang sedang berlatih musik. Ane pun tidak sia-siakan untuk menonton sejenak dan setelahnya melihat-lihat koleksi Museum Esplanade.

Selesai mengelilingi Espalanade, sebenarnya ane bisa melanjutkan dengan menyusuri Jembatan Helix. Tapi niat itu sementara ane urungkan karena kondisi kaki yang sudah sangat capek. Jembatan Helix ini dibangun untuk menghubungkan Esplanade dengan Marina Centre di seberangnya. Bentuknya yang tergolong unik seperti anyaman pilar-pilar dari baja dengan warna chrome yang menarik. Di malam hari, sinar lampu dari berbagai warna akan silih berganti menyoroti pilar-pilar itu sehingga membentuk perpaduan yang menarik.
Pemandangan Esplanade di depan, atapnya seperti durian gan.


Museum di dalam Esplanade, gratis.

Dari Esplanade, ane berjalan nggak tentu arah gan. Masuk lewat sebuah mall superbesar dan megah, kemudian keluar di suatu tempat yang luas menghadap Sungai Singapore. Wah, indah dan tenang banget pemandangannya. Di sekitarnya banyak gedung-gedung tinggi dan megah dengan gemerlap lampu yang semakin menambah kesan Singapura sebagai negara modern. Sewaktu ane menyusuri bagian pinggir sungai, ane sempat minder gan karena kebanyakan yang kesitu membawa teman/pacar. Alhasil ane cuma duduk-duduk aja di pinggir sungai sambil nyemil roti pandan n air putih hahaha.

Awalnya ane nggak dong kalau Patung Merlion sudah di seberang sana, tinggal jarak jalan kaki aja. Wkwkwk, emang dasar eroran. Setelah sejenak baru ane sadar dan setelah berfoto-foto segera berjalan lewat pedestrian di depan Hotel Fullerton untuk menuju Patung Merlion. Patung Merlion ini bisa dikatakan merupakan landmark nomer 1 negara Singapura. Banyak traveler yang bilang, 'Lu belum bisa disebut udah ke Singapura jika belum foto sama Merlion' Hehehe. Untuk menuju Patung Merlion, agan cukup turun di Stasiun MRT Raffles Place. Kemudian keluar melewati United Overseas Bank (UOB) Plaza. Dari pertengahan plaza, akan terlihat Hotel Fullerton. Patung Merlion berada tepat di seberang hotel. Ane sarankan kesini pas malam hari karena gemerlap pemandangan lampu warna-warni sangat indah. 




Saat itu keadaan di sekitar patung cukup ramai gan, banyak sekali yang berfoto-foto di icon nomor satu Singapore ini. Kerlipan lampu hotel di belakangnya menambah semarak suasana malam itu. Malam ane kembali disempurnakan dengan sajian pertunjukkan laser gratis dari Marina Bay Sand. Pertunjukkan laser dimulai jam 8 pm dan 9.30 pm. Di Jumat dan Sabtu malam pertunjukkan paling malam dimulai pukul 11 pm. Pertunjukkan laser gratis ini bisa disaksikan di bangku-bangku sekitar Patung Merlion

Pertunjukkannya bagus banget gan. Meskipun sudah malam, ane masih berada beberapa saat disitu untuk menikmati pemandangan. Entah kenapa ane tidak merasa takut sama sekali karena Singapore memang mendapatkan predikat negara teraman di Asia Tenggara. Selain itu suasana juga masih sangat ramai.
Akhirnya ketemu Merlion juga....

Pertunjukan laser gratis dari Marina Bay Sand.

Selesai menikmati pemandangan di Merlion dan sekitarnya, ane segera naik MRT lagi menuju MRT Aljunied untuk mencari hostel yang sudah ane booking sebelumnya gan. Hostel tersebut bernama Sky Orchids terletak di dekat Kawasan Geylang. Ane kebingungan banget gan awalnya sebelum akhirnya dibantu oleh seorang kakek keturunan China untuk menemukan hostel ane, Ternyata nama hostel ane berubah begitu di Singapura menjadi Hostel 98. Capedee pantes aja nggak ketemu haha. Saat itu ane mendapatkan kasur bunkbed posisi kasur atas, dan setelah mandi akhirnya ane tertidur lelap, bersiap untuk menjalani petualangan hari esok.
Bagian dalam Hostel 98 di Geylang, Singapore. Menurut ane hostel ini cukup recommended gan!

Kasur ane gan.