Life Only Once. Stop Thinking and Just Make It Work

1.10.2015

Latihan Intepretasi Citra Radar (Pegunungan Quachita, OKLAHOMA)

CITRA RADAR DAERAH PEGUNUNGAN QUACHITA, OKLAHOMA


Satuan A = Satuan perbukitan terlipatkan
Satuan B = Satuan dataran aluvial



INTERPRETASI SATUAN GEOMORFOLOGI
Satuan Perbukitan Terlipatkan
                Satuan ini memiliki rona banded, memiliki tekstur yang kasar,  terdapat pola kelurusan  yang berarah SE-NW dan SW-NE  serta terdapat pola berupa punggungan bukit dan perlapisan batuan yang melengkung, memiliki bentuk antiklin dan sinklin yang menunjam dan membentuk lengkungan. Satuan ini memiliki pelamparan yang lebih luas dari satuan B, kurang lebih 60%. Satuan ini terletak pada bagian kiri atas dan bagian bawah foto udara. Satuan ini terletak pada bagian kiri atas dan bagian bawah foto udara. Satuan ini berasosiasi dengan pola penyaluran annular  dan juga lipatan. Terdapat bayangan pola satuan ini. Satuan ini memiliki relief yang tinggi, memiliki pola penyaluran annular.

Satuan Dataran Aluvial
                Satuan ini memiliki rona scrabble, memiliki tekstur sedang. Satuan ini memiliki pola berbentuk kotak (persawahan), dan memiliki bentuk menyerupai kotak. Satuan B memiliki pelamparan 40%, terletak pada bagian kanan citra radar, berasosiasi dengan persawahan dan sungai utama, tidak terdapat bayangan pada citra ini. Satuan ini memiliki relief yang rendah. Memiliki pola penyaluran sub dendritik dan terdapat bentang lahan budaya berupa pemukiman.

            Gambar citra yang disediakan merupakan citra yang dihasilkan dari dua jenis polarisasi yang berbeda, yaitu polarisasi Horisontal-Horisontal dan polarisasi Horisontal-Vertikal. Kedua jenis tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kekurangan dan kelebihan tersebut tergantung pada 4 faktor yang saling mempengaruhi. Keempat faktor itu antara lain.
1.      Orientasi lereng
2.      Tanah dan kandungan air dalam vegetasi
3.      Kekasaran permukaan
4.      Vegetasi penutup
            Pada citra SLAR Quachita Mountains yang sedang di interpretasi ini, batuan beserta ronanya terlihat lebih jelas dan lebih mudah diamati pada jenis citra radar yang mempunyai polarisasi Horisontal-Horisontal. Kemudian, teksturnya juga terlihat lebih kasar pada polarisasi HH.




Prosedur Persiapatan dan Menyayat Sayatan Petrografi

        Preparasi sayatan adalah suatu tahap untuk mendapatkan gambaran mineral-mineral dalam bentuk sayatan tipis, sehingga membutuhkan alat-alat dan proses tertentu untuk melakukannya. Di dalam pengamatan sayatan tipis, haruslah menggunakan mikroskop petrografi yakni mikroskop polarisasi. Pada praktikum kali ini, kami melakukan tahap-tahap pemrosesan untuk mendapatkan sayatan tipis dari suatu batuan ataupun mineral.
          Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam preparasi sayatan ini adalah:
1. Gergaji mesin, fungsinya adalah untuk mengiris atau menyanyat batuan untuk mendapatkan ukuran yang sesuai. Ukuran diameter gergaji diusahakan antara 36 – 71 cm. Persiapan awal: panjang sayatan: 3,5-5 cm, lebar sayatan 2,5 cm, tinggi sayatan 0,5 cm.
gergaji mesin (warna putih di belakang tangan)

 2. Karborundum (silicon karbida) adalah bubuk abrasif yang berisi kabrida silicon yang terikat dengan tanah liat ataupun bahan-bahan lain. Digunakan dalam instrument putar penggerinda. (Sumber: Kamus Kedokteran Gigi). Fungsinya adalah untuk meratakan preparasi sebelum dan sesudah pengeleman. Pada tahap terakhir, untuk mengetahui apakah suatu mineral terlalu tebal atau tidak (acuan 0,0035 mm), menggunakan dasar warna interferensi mineral tertentu. Misal menggunakan mineral kuarsa. Jika diamati menggunakan mikroskop polarisasi XPL plagioklas berwarna kuning, berarti sayatan masih cukup tebal dan perlu ditipiskan lagi menggunakan karborundum dengan mesh yang lebih besar. Aturan untuk mesh adalah, semakin besar angka mesh, ukuran bubuk karborundum semakin kecil dan semakin akurat jika digunakan untuk menipiskan sampel pada ukuran yang sangat kecil. Digunakan 4 macam ukuran mesh: 320, 600, 1000, 2000.
bubuk karborundum mesh 320

 3. Balsam Kanada disebut juga terpentin (minyak tusam) Kanada atau balsam pohon cemara Kanada. Balsam ini terbuat dari resin pohon cemara (Abies balsamea) yang berasal dari Amerika Utara. Ciri fisik dari resin ini adalah cairan kental, lengket, berwarna kekuningan. Pada pemrosesan selanjutnya, resin ini dilarutkan dalam minyak esensial. Jika minyak esensial telah diuapkan, maka warna resin ini menjadi kekuningan transparan. Karena kesamaan nilai indeks refraksi dengan kaca (n = 1,55), maka balsam Kanada ini biasa digunakan untuk keperluan optik yaitu sebagai lem atau perekat batuan yang telah dipotong dengan slide. (wikipedia.com).
balsem kanada dan tumbuhan yang menghasilkannya Abies balsamea

 4. Lem Entelan berfungsi untuk merekatkan slide pada sampel yang telah disayat. Indeks bias entelan ini sendiri hampir sama dengan Balsam kanada yakni 1,49 – 1,50 . Karena itulah perannya dapat saling menggantikan dengan balsam Kanada. 
lem entelan

 5. Epoksi, juga dikenal sebagai polyepoxide adalah adalah sebuah polimer epoksi yang merupakan hasil reaksi antara resin epoxide  dengan polyamine. Fungsinya adalah untuk merekatkan sampel dengan kaca penutup, dilakukan saat sampel dalam keadaan panas (setelah dikeringkan kandungan airnya dengan dipanaskan di atas lampu spiritus).
epoksi

 6. Mesin grinda, digunakan untuk meratakan sampel. Posisi grinda untuk meratakan sampel ada dua macam yakni horizontal dan vertikal. Grinda yang digunakan pertama adalah yang horizontal, dimana menggunakannya harus dengan menggunakan bubuk karborundum mesh 320. Setelah dilakukan pengeleman, maka baru dilakukan perataan dengan grinda yang vertikal.
mesin grinda horisontal (kiri) dan mesin grinda vertikal (kanan)

7. Resin adalah zat polimer alami ataupun sintetik yang salah satu fungsinya adalah dapat mengikat kation dan anion tertentu.  Resin ini digunakan ketika sampel yang akan diamati dalam sayatan tipis berupa material lepas-lepas. Jadi dengan resin, material lepas-lepas tersebut akan dijadikan satu terlebih dahulu.
resin

 8. Slide dan kaca penutup berfungi untuk meletakkan sampel dan menutup sampel.
9. Kertas perekat berfungsi untuk memberi nama sampel setelah jadi.
10. Alat tulis untuk memberi nama sampel.

TAHAP PELAKSANAAN
1. Tahap pertama adalah menyiapkan sampel yang akan dipreparasi. Sampel bisa batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf, sedimen (material lepas), maupun batuan piroklastik.
2. Tahap kedua adalah pemotongan sampel menggunakan mesin gergaji. Bagian batuan yang dipotong diusahakan adalah yang mewakili sehingga hasilnya bisa maksimal. Pada waktu tahap pemotongan batuan, harus disemprotkan juga air untuk mengurangi panas akibat gesekan yang kuat.

Ukuran pemotongan batuan untuk preparasi adalah panjangnya 3,5 – 5 cm; lebarnya 2,5 cm; tingginya 0,5 cm.
3. Tahap ketiga adalah tahap perataan sampel yang telah dipotong. Perataan ini menggunakan mesin grinda yang posisinya horizontal. Untuk melakukannya, digunakan karborundum mesh 320. Tahap perataan ini diusahakan sampai setipis mungkin.
Setelah selesai, dilakukan lagi perataan sampel dengan menggunakan karborundum mesh 600. Perataan dilakukan di atas media kaca, karena memanfaatkan bidang kaca yang benar-benar datar.

4. Tahap keempat adalah pengeleman. Untuk itu, hal yang harus disiapkan adalah slides dan lem entelan atau balsam Kanada. Pengeleman sampel dilakukan pada bagian tengah slides dan diusahakan sekencang mungkin supaya sampel tidak lepas sewaktu dilakukan perataan dengan mesin grinda maupun karborundum.

5. Tahap kelima adalah perataan kembali dengan menggunakan mesin grinda yang vertikal. Pada waktu perataan kedua ini, juga disemprotkan air untuk mengurangi panas akibat gesekan yang kuat.

Setelah selesai diratakan dengan mesin grinda vertikal, dilanjutkan dengan perataan akhir menggunakan karborundum mesh 320, mesh 600, dan mesh 2000 untuk mendapatkan ketebalan yang benar-benar diharapkan (0,0035 mm). Setiap selesai meratakan dengan mesh tertentu, dilihat kenampakannya dahulu di bawah mikroskop, apakah ketebalannya sudah tepat atau belum melalui ciri-ciri warna interferensi mineral tertentu. Jika belum tepat, digosokkan lagi ke karborundum 2000. Jika sudah tepat ketebalannya, dilanjutkan ke tahap terakhir yakni pengeringan sampel dan perekatan kaca penutup.

 6. Tahap keenam adalah pengeringan sampel dan penutupan sampel dengan kaca penutup dengan epoksi untuk menghindari kerusakan atau kontaminasi pada sampel. Pengeringan sampel dilakukan di atas pembakar bunsen selama kurang lebih 5 – 10 menit, tujuannya adalah menguapkan semua kandungan air pada sampel. Jika dirasa sudah kering, sampel diambil dan diteteskan epoksi pada bagian tengahnya, kemudian diberi kaca penutup. Epoksi diusahakan diberi pada bagian tengah sampel supaya setelah kaca penutup diletakkan, sisa epoksi bisa didorong keluar dari pusat sehingga tidak menimbulkan kenampakan gelembung saat sayatan diamati. Adanya gelembung bisa menyebabkan gangguan pada pengamatan ataupun salah penafsiran.
Setelah sampel selesai ditutup dengan kaca penutup, maka langkah terakhir yang juga penting adalah memberi nama atau kode pada preparasi. Setelah itu, sampel sudah siap untuk diamati lebih lanjut.

Jenis Mineral Pembentuk Batuan dan Cirinya

NO: 1
NAMA : Malasit
Golongan Mineral : Kelompok Karbonat
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : hijau
2.    Kilap                  : kaca
3.    Kekerasan         : 2,5 - 3
4.    Cerat                 : putih
5.    Belahan             : 1 arah 
6.    Pecahan            : uneven
7.    Bentuk               : kristalin
8.    Struktur             : granular
9.    Sifat dalam        : brittle
10.  Kemagnetan      : paramagnetik
11.  Sifat lain             : ketembusan cahaya opaque
12.  Genesa              :Malasit adalah mineral tembaga sekunder yang tersebar luas, dan sering berasosiasi dengan azurite. Ini biasa ditemukan sebagai pseudomorf dari Azurite atau Cuprite. Mineral ini terbentuk biasanya di bagian atas zona oksidasi di deposit tembaga, terutama di daerah dimana terdapat batugamping. Biasa berasosiasi dgn limonite, kalsit, kalsedon,dll
13.  Nama Mineral     : Malachite
14.  Rumus Kimia      : Cu2CO3(OH)2
Kegunaan Mineral : Sumber biji tembaga, batuan ornamental, koleksi
DAFTAR PUSTAKA:
Mason,Brian dan L.G. Berry. 1959. Elements of Mineralogy. San Francisco: W.H.Freeman and Company. Hal 349


NO: 2
NAMA: Azurit
Golongan Mineral : Kelompok karbonat
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : biru
2.    Kilap                  : kaca
3.    Kekerasan         : 3,5 -4
4.    Cerat                 : biru cerah
5.    Belahan             : 1 arah
6.    Pecahan            : konkoidal
7.    Bentuk               : kristalin
8.    Struktur             : granular
9.    Sifat dalam        : brittle
10.  Kemagnetan      : diamagnetik
11.  Sifat lain             : ketembusan cahaya opaque
12.  Genesa             : Azurite terbentuk di bagian atas zona oksidasi deposit tembaga dari reaksi antara air karbonat dengan mineral-mineral tembaga, atau antara pelarutan tembaga dan mineral sulfat dan batugamping. Mineral ini selalu ditemukan bersama malachite, meskipun kehadirannya hanya sedikit, juga berasosiasi dengan limonite, kalsit, kalkosit.
13.  Nama Mineral   : Azurite
14.  Rumus Kimia    : Cu3(OH)(CO3)2
Kegunaan Mineral : Sumber biji tembaga, batuan ornamental (untuk perhiasan), Warna birunya yang khas menjadikannya koleksi yang menarik, indikasi adanya malasit.
DAFTAR PUSTAKA: 
Mason,Brian dan L.G. Berry. 1959. Elements of Mineralogy.San Francisco: W.H.Freeman and Company. Hal 350


NO: 3
NAMA: Kalsit
Golongan Mineral : Kelompok Karbonat
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : colorless
2.    Kilap                  : kaca
3.    Kekerasan         : 3
4.    Cerat                 : putih
5.    Belahan             : 3 arah
6.    Pecahan            : kolom
7.    Bentuk               : kristalin
8.    Struktur             : kolom
9.    Sifat dalam        : brittle
10.  Kemagnetan      : diamagnetik
11.  Sifat lain             : ketembusan cahaya translucent
12.  Genesa              : mineral ini terbentuk di batuan kapur tebal yang murni dan batugamping, dan sebagai material semen di batuan sedimen lainnya. Batugamping kristalin, dikenal sebagai marmer, bisa terbentuk dari kalsit murni Kalsit adalah mineral umum dari alterasi batuan beku basalt, dimana berkembang dari alterasi dari kalsium silikat, juga berkembang di deposit hidrotermal di urat, baik berasal dari air meteorik maupun deposit hidrotermal.
13.  Nama Mineral   : kalsit
14.  Rumus Kimia    : CaCO3
Kegunaan Mineral : industri kimia (sebagai fertilizer), tujuan optikal (pembuatan prisma polarisasi), industri bangunan (terkandung dalam marmer).
DAFTAR PUSTAKA:
Mason,Brian dan L.G. Berry. 1959. Elements of Mineralogy.San Francisco: W.H.Freeman and Company. Hal 332


NO: 4
NAMA: Magnetit
Golongan Mineral : Kelompok Oksida
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : hitam
2.    Kilap                  : mutiara
3.    Kekerasan         : 3
4.    Cerat                 : hitam
5.    Belahan             : tidak ada
6.    Pecahan            : uneven
7.    Bentuk               : kristalin
8.    Struktur             : granular
9.    Sifat dalam        : brittle
10.  Kemagnetan      : feromagnetik
11.  Sifat lain             : ketembusan cahaya opaque
12.  Genesa          : mineral ini biasa ditemukan sebagai mineral aksesori di batuan beku, sebagai kumpulan deposit pegmatik dengan apatite dan piroksen. Di deposit kontak metamorfisme, juga di batuan sedimen( seperti di banded iron formation), presipitasi langsung dari magma, di batuan peridotite dan dunite dari serpentinisasi.
13.  Nama Mineral   : Magnetit
14.  Rumus Kimia    : Fe3O4
Kegunaan Mineral : sebagai bijih besi (Fe), ekploitasi yang bernilai komersial, pembuatan kompas.
DAFTAR PUSTAKA:
Mason, Brian dan L.G.Berry.1959. Elements of Mineralogy.San Francisco: W.H.Freeman and Company. Hal 281


NO: 5
NAMA: Limonit
Golongan Mineral : Kelompok Hidroksida
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : kuning
2.    Kilap                  : tanah
3.    Kekerasan         : 5 – 5,5
4.    Cerat                 : kuning
5.    Belahan             : tidak ada
6.    Pecahan            : even
7.    Bentuk               : amorf
8.    Struktur             : botroidal
9.    Sifat dalam        : brittle
10.  Kemagnetan      : paramagnetik
11.  Sifat lain             : ketembusan cahaya opaque
12.  Genesa             : Berasal dari pelapukan mineral-mineral besi seperti siderite, pirit, magnetit atau glaukonit di bawah pengaruh zona oksidasi di temperature yang biasa, bisa terbentuk juga dari presipitasi dari marine atau air meteoric di laguna 
13.  Nama Mineral   : limonite
14.  Rumus Kimia    : Fe2O3.nH2O
Kegunaan Mineral : Sumber biji besi yang penting.
DAFTAR PUSTAKA:
Mason, Brian dan L.G. Berry. 1959. Elements of Mineralogy. San Francisco: W.H.Freeman and company. Hal 316


NO: 6
NAMA: Kalkopirit
Golongan Mineral : Kelompok sulfida
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : kuning emas
2.    Kilap                  : logam
3.    Kekerasan         : 3,5 -4
4.    Cerat                 : kuning emas
5.    Belahan             : 1 arah
6.    Pecahan            : uneven
7.    Bentuk               : Kristalin
8.    Struktur             : granular
9.    Sifat dalam        : maleabel
10.  Kemagnetan      : paramagnetik
11.  Sifat lain             : ketembusan cahaya opaque
12.  Genesa           : Mineral ini terbentuk di beberapa kondisi, terutama di deposit mesothermal dan hidrotermal.Biasa ditemukan di urat hidrotermal. Biasa juga ditemukan sebagai Kristal-kristal kecil di mineral spalerit, galena atau dolomite. Di urat yang berasal dari temperature tinggi, biasanya terbentuk irregular. Di deposit hidrotermal, kalkopirit dan pirit terbentuk bersama tourmaline
13.  Nama Mineral   : Kalkopirit
14.  Rumus Kimia    : CuFeS2
Kegunaan Mineral :Sumber biji tembaga dan besi, indikasi adanya emas, koleksi.
DAFTAR PUSTAKA:

Mason, Brian dan L.G Berry.1959. Elements of Mineralogy.San Francisco:WH Freeman and Company. Hal 239 - 242

NO: 7
NAMA: Pirit
Golongan Mineral : Kelompok Sulfida
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : kuning emas
2.    Kilap                  : logam
3.    Kekerasan         : 6 – 6,5
4.    Cerat                 : hitam
5.    Belahan             : 3 arah
6.    Pecahan            : hackly (runcing)
7.    Bentuk               : kristalin
8.    Struktur             : granular
9.    Sifat dalam        : maleabel
10.  Kemagnetan      : paramagnetik
11.  Sifat lain             : ketembusan cahaya opaque
12.  Genesa              : mineral pirit hampir bisa ditemukan di semua lingkungan geologi sebagai mineral aksesori di batuan beku (baik asam maupun basa), di urat hidrotermal dan replacement deposit di hampir semua temperature, hasil sublimasi
13.  Nama Mineral   : pirit
14.  Rumus Kimia    : FeS2
Kegunaan Mineral : Sumber biji besi, mengindikasikan adanya emas, material superkonduktor.
DAFTAR PUSTAKA:
Mason,Brian dan L.G Berry.1959.Elements of Mineralogy.San Francisco: WH Freeman and Company. Hal 257-259

NO: 8
NAMA: Limonit
Golongan Mineral : Kelompok Hidroksida
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : kuning kecoklatan
2.    Kilap                  : tanah
3.    Kekerasan         : 2,5-3
4.    Cerat                 : coklat orange
5.    Belahan             : - 
6.    Pecahan            : even
7.    Bentuk               : amorf
8.    Struktur              : -
9.    Sifat dalam        : brittle
10.  Kemagnetan      : diamagnetik
11.  Sifat lain             : ketembusan cahaya opaque
12.  Genesa              : limonit merupakan mineral sekunder yang berasal dari hasil oksidasi endapan besi atau sisa dari pelarutan batuan karbonat dan silikat pada kondisi tropis maupun sub tropis.Banyak juga yang terjadi sebagai hasil dari oksidasi kerak lava pada retakan-retakan dari intrusi dan pada urat-urat kuarsa pada pegunungan Alpin.
13.  Nama Mineral    : Limonit
14.  Rumus Kimia    : FeO(OH).nH2O
Kegunaan Mineral : Limonit dapat digunakan sebagai pewarna, yellow ocher, dan sebagai bijih besi.
DAFTAR PUSTAKA:
Hurlbut, Cornelius S.,1949,Dana’s Manual of Mineralogy Sixteen Edition, New York : John Wiley & Son’s, Inc, hal : 242-244
Mottana,dkk,1978,Simon & Schuster’s Guide to Rocks and Minerals,New York: a Fireside Book, No.88

NO: 9
NAMA: Grafit
Golongan Mineral : Kelompok Native element
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : hitam
2.    Kilap                  : tanah
3.    Kekerasan         : < 2,5
4.    Cerat                 : hitam
5.    Belahan             : tidak ada
6.    Pecahan            : berserat (fibrous)
7.    Bentuk               : kristalin
8.    Struktur             : berserat
9.    Sifat dalam        : sectile
10.  Kemagnetan      : diamagnetik
11.  Sifat lain            : ketembusan cahaya opaque
12.  Genesa             : Grafit biasa terbentuk di batuan mentamorf yang diproduksi oleh metamorfisme kontak maupun regional. Mineral ini biasa ditemukan di batuan gamping kristalin, sekis, kuarsit, dan batubara yang termetamorforsekan.Bisa juga ditemukan di batuan beku, di urat, dan gang pegmatite (pegmatite dikes), kristalisasi dari karbon
13.  Nama Mineral   : Grafit
14.  Rumus Kimia    : C
Kegunaan Mineral : industri kimia (pembuatan isi pensil).
DAFTAR PUSTAKA:
Mason,Brian dan L.G Berry.1959.Elements of Mineralogy.San Francisco:WH Freeman and Company.Hal 221-222

NO: 10
NAMA: Malasit
Golongan Mineral : Kelompok Native element
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : kuning
2.    Kilap                  : kaca
3.    Kekerasan         : 1,5 -2,5
4.    Cerat                 : kuning
5.    Belahan             : tidak ada
6.    Pecahan            : uneven
7.    Bentuk               : Kristalin
8.    Struktur             : granular
9.    Sifat dalam        : brittle
10.  Kemagnetan      : diamagnetik
11.  Sifat lain            : ketembusan cahaya translucent bau menyengat khas belerang
12.  Genesa             : sulfur biasa ditemukan di daerah yang terdapat aktivitas vulkanik. Mineral ini biasa didepositkan sebagai hasil sublimasi dari gas vulkanik. Ini bisa dihasilkan dari
13.  Nama Mineral   : Malasit
14.  Rumus Kimia    : Cu2CO3(OH)2
Kegunaan Mineral : merupakan bijih tembaga, Malasit digunakan pula sebagai ornamental pada vas bunga  dan juga sebagai pernis pada permukaan meja.
DAFTAR PUSTAKA:
Hurlbut, Cornelius S.,1949,Dana’s Manual of Mineralogy Sixteen Edition, New York : John Wiley & Son’s, Inc, hal : 278-279

NO: 11
NAMA: Azurit
Golongan Mineral : Kelompok Karbonat
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : biru kehijauan
2.    Kilap                  : kaca
3.    Kekerasan         : 2,5-3
4.    Cerat                 : biru cerah
5.    Belahan             : -
6.    Pecahan            : uneven
7.    Bentuk               : kristalin
8.    Struktur              : granular
9.    Sifat dalam        : brittle
10.  Kemagnetan      : diamagnetik
11.  Sifat lain             : ketembusan cahaya translucent sampai opaque
12.  Genesa            :Azurit ditemukan pada urat tembaga yang troksidasi dan biasanya terdapat pada urat tembaga yang ada pada batugamping
13.  Nama Mineral   : Azurit
14.  Rumus Kimia    : Cu3(CO3)2(OH)2
Kegunaan Mineral : Azurit merupakan bijih tembaga.
DAFTAR PUSTAKA:
Hurlbut, Cornelius S.,1949,Dana’s Manual of Mineralogy Sixteen Edition, New York : John Wiley & Son’s, Inc, hal : 279-280

NO: 12
NAMA: Kalsit
Golongan Mineral : Kelompok Karbonat
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : colorless
2.    Kilap                  : kaca
3.    Kekerasan         : 2,5-3
4.    Cerat                 : putih
5.    Belahan             : 2 arah
6.    Pecahan            : uneven
7.    Bentuk               : kristalin
8.    Struktur              : tabular
9.    Sifat dalam        : brittle
10.  Kemagnetan      : diamagnetik
11.  Sifat lain             : ketembusan cahaya transparent sampai translucent
12.  Genesa           : kalsit dapat terbentuk dari akumulasi sel dan cangkang binatang-binatang laut dan diendapkan di dasar laut, atau dapat pula terbentuk oleh presipitasi kalsium karbonat, deposit dari mata air panas maupun dingin yang mengandung karbonat.Kalsit sebagai mineral sekunder pada batuan beku merupakan hasil dekomposisi lime silicates.Kalsit cukup melimpah pada batuan sediment maupun batuan metamorf dan pada batupasir biasanya berperan sebagai semen.Kalsit juga dijumpai pada urat-urat mineral sebagai gangue mineral.
13.  Nama Mineral   : Kalsit
14.  Rumus Kimia    : CaCO3
Kegunaan Mineral : kalsit sangat penting dalam memproduksi bahan bangunan, yakni cemen dan kapur untuk adukan bahan bangunan.Kalsit pada marmer banyak digunakan sebagai ornamental dan kalsit yang bening digunakan pada prisma polarisasi untuk mikroskop petrologi.Dalam bentuk chalk , kalsit dapat digunakan sebagai pupuk, pemutih, crayon,dst.
DAFTAR PUSTAKA:
Hurlbut, Cornelius S.,1949,Dana’s Manual of Mineralogy Sixteen Edition, New York : John Wiley & Son’s, Inc, hal : 279-280

NO:13
NAMA: Serpentin
Golongan Mineral : Kelompok Silikat
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : hijau kehitaman
2.    Kilap                  : lemak
3.    Kekerasan         : 2,5-3
4.    Cerat                 : putih agak kecoklatan
5.    Belahan             : -
6.    Pecahan            : uneven
7.    Bentuk               : kristalin
8.    Struktur              : granular
9.    Sifat dalam        : brittle
10.  Kemagnetan      : diamagnetik
11.  Sifat lain             : ketembusan cahaya opaquet
12.  Genesa          : serpentin merupakan hasil alterasi dari beberapa magnesium silica terutama olivine, piroksen dan amfibol.Ditemukan baik pada batuan beku maupun pada batuan metamorf.
13.  Nama Mineral   : Serpentin
14.  Rumus Kimia    : Mg3(OH)4Si2O5
Kegunaan Mineral : variasi dari serpentin yakni chrysotile merupakan sumber utama asbes. Asbes ini digunakan sebagai atap api dan sebagai isolator panas dan listrik.Sedangkan serpentin masif biasanya digunakan sebagai ornamental dan bisa juga sebagai bahan bangunan.
DAFTAR PUSTAKA:
Hurlbut, Cornelius S.,1949,Dana’s Manual of Mineralogy Sixteen Edition, New York : John Wiley & Son’s, Inc, hal : 351-352

NO:14
NAMA: Plogopit
Golongan Mineral : Kelompok Silikat
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : hitam kecoklatan
2.    Kilap                  : mutiara
3.    Kekerasan         : 2,5-3
4.    Cerat                 : coklat
5.    Belahan             : 1 arah
6.    Pecahan            : uneven
7.    Bentuk               : kristalin
8.    Struktur              : lembaran
9.    Sifat dalam        : elastik
10.  Kemagnetan      : diamagnetik
11.  Sifat lain             : ketembusan cahaya translucent
12.  Genesa       : Phlogopite merupakan hasil proses metamorfisme pada dolomite dan juga ditemukan pada Serpentin.Selain itu, adakalanya juga ditemukan pada batuan beku.
13.  Nama Mineral   : Phlogopite
14.  Rumus Kimia    : KMg2Al2Si3O10(OH)2
Kegunaan Mineral : digunakan sebagai lempeng isolator pada alat-alat listrik, dalam bentuk bubuk biasanya digunakan sebagai pengisi.
DAFTAR PUSTAKA:
Hurlbut, Cornelius S.,1949,Dana’s Manual of Mineralogy Sixteen Edition, New York : John Wiley & Son’s, Inc, hal : 359-360
Mottana,dkk,1978,Simon & Schuster’s Guide to Rocks and Minerals,New York: a Fireside Book, No.229

NO: 15
NAMA: Sulfur (Belerang)
Golongan Mineral : Native element
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : kuning
2.    Kilap                  : kaca
3.    Kekerasan         : < 2,5
4.    Cerat                 : kuning keputih-putihan
5.    Belahan             : -
6.    Pecahan            : uneven
7.    Bentuk               : kristalin
8.    Struktur              : granular
9.    Sifat dalam        : brittle
10.  Kemagnetan      : diamagnetik
11.  Sifat lain             : ketembusan cahaya translucent  sampai opaque dan berbau khas belerang
12.  Genesa            : belerang dapat terjadi pada vulkano yang dihasilkan dari mineral-mineral sulfida yang teroksidasi dan bisa juga karena aktifitas bakteri dan dari hasil sublimasi gas H2S.
13.  Nama Mineral   : Sulfur ( belerang )
14.  Rumus Kimia    : S
Kegunaan Mineral : belerang dimanfaatkan untuk memproduksi korek api, kembang api, untuk memproduksi asam sulfide,obat, insektisida, kertas, karet dan juga digunakan untuk membuat bubuk senapan.
DAFTAR PUSTAKA:
Hurlbut, Cornelius S.,1949,Dana’s Manual of Mineralogy Sixteen Edition, New York : John Wiley & Son’s, Inc, hal : 181-182
Mottana,dkk,1978,Simon & Schuster’s Guide to Rocks and Minerals,New York: a Fireside Book, No.12

NO:16
NAMA: Grafit
Golongan Mineral : Native element
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : abu-abu metalik
2.    Kilap                  : metalik
3.    Kekerasan         : < 2,5
4.    Cerat                 : abu-abu gelap
5.    Belahan             : -
6.    Pecahan            : even
7.    Bentuk               : amorf
8.    Struktur              : -
9.    Sifat dalam        : brittle
10.  Kemagnetan      : diamagnetik
11.  Sifat lain             : ketembusan cahaya opaque
12.  Genesa              : grafit dapat ditemukan pada batuan metamorf seperti marmer,sekis dan gneis
13.  Nama Mineral    : Grafit
14.  Rumus Kimia     : C
Kegunaan Mineral : grafit dapat digunakan untuk menghasilkan campuran-campuran logam, dapat digunakan sebagai pelumas yakni dengan dicampur dengan minyak, untuk membuat pensil yakni dengan dicampur dengan lempung, digunakan pula untuk melindungi bahan-bahan besi dan tembaga, menyemir kompor dan digunakan pula dalam metalurgi yakni sebagai elektrode.
DAFTAR PUSTAKA:
Hurlbut, Cornelius S.,1949,Dana’s Manual of Mineralogy Sixteen Edition, New York : John Wiley & Son’s, Inc, hal : 186-188

NO:17
NAMA: Perak
Golongan Mineral : Native element
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : abu-abu metalik (perak)
2.    Kilap                  : metalik
3.    Kekerasan         : 2,5-3
4.    Cerat                 : abu-abu
5.    Belahan             : -
6.    Pecahan            : huckly
7.    Bentuk               : amorf
8.    Struktur              : -
9.    Sifat dalam        : malleable
10.  Kemagnetan      : diamagnetik
11.  Sifat lain             : ketembusan cahaya opaque
12.  Genesa         : perak dapat terbentuk sebagai hasil dari larutan hidrotermal dan pada zone oksidasi deposit bijih
13.  Nama Mineral   : Perak
14.  Rumus Kimia    : Ag
Kegunaan Mineral : perak banyak digunakan sebagai ornamental, sebagai bahan dalam pembuatan koin dan dapat pula digunakan sebagai pelapis.
DAFTAR PUSTAKA:
Hurlbut, Cornelius S.,1949,Dana’s Manual of Mineralogy Sixteen Edition, New York : John Wiley & Son’s, Inc, hal : 174-175

NO:18
NAMA: Kalsedon
Golongan Mineral : Kelompok Silikat
Sifat-sifat fisik mineral :
1.    Warna                : colorless agak kecoklatan
2.    Kilap                  : kaca
3.    Kekerasan         : 7-8
4.    Cerat                 : putih
5.    Belahan             : -
6.    Pecahan            : konkoidal
7.    Bentuk               : kristalin
8.    Struktur              : mamillary
9.    Sifat dalam        : brittle
10.  Kemagnetan      : diamagnetik
11.  Sifat lain             : ketembusan cahaya transparent sampai translucent
12.  Genesa           :
13.  Nama Mineral   : Kalsedon
14.  Rumus Kimia    : SiO2
DAFTAR PUSTAKA:
Hurlbut, Cornelius S.,1949,Dana’s Manual of Mineralogy Sixteen Edition, New York : John Wiley & Son’s, Inc, hal : 279-280